Rasulullooh s.a.w. memulai bacaan sesudah takbir dengan do’a do’a yang BERANEKA RAGAM yang didalamnya mengandung puja-puji kepada Allah SWT. Beliau s.a.w. bersabda:
Tidaklah sempurna sholat seseorang di antara manusia, sehingga ia bertakbir, memuji Allah dan memujaNya serta membaca apa yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur’an…. (Abu Dawud dan Al-Hakim dan disahihkan oleh Adz-Dzahabi).
Diantara macam-macam do’a iftitah yang dibaca Rasulullooh s.a.w. adalah :
(Lafal arabic ditulis berdasarkan CARA MEMBACA/BUNYI BACAAN mengikuti aturan /Tajwid dalam METODA IQRO-Indonesia: MOHON DIKOREKSI KESALAHAN-KESALAHANNYA)
1. Alloohumma baa’id-bainii wabaina kho-thoo-yaaya kamaa baa’adta bainal-masy-riqi walmagh-ribi. Alloohumma naq-qinii min kho-thooyaaya kamaa yung-qots-tsawbul-ab-yadhu minad-danasi. Alloohummagh-silnii min khothooyaaya bil-maa-i wats-tsalij walbarodi. Wakaana yaquuluhu fil-fardhi. (Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, dengan salju dan embun. Do’a ini dibaca dalam sholat wajib. (Bukhori, Muslim dan Ibnu Abi Syaibah).
2. Sub-haanaka Alloohumma wabiham-dika watabaa-rokas-muka wata’aalaa jad-duka walaa ilaaha ghoi-ruka. (Ya Allooh, aku mensucikan Engkau, dan senantiasa memuji Engkau, nama Engkau selalu bertambah berkahnya dan keagunganMu selalu bertambah tinggi, dan tidak ada Tuhan selain dari pada Engkau. (Abu Dawud dan Hakim disahihkan oleh Adz-Dzahabi).
Dalam riwayat lain Rosulullooh s.a.w. bersabda, Sesungguhnya ucapan yang paling disukai oleh Allah adalah apabila seorang hamba mengucapkan : Sub-haanaka Alloohumma….. seterusnya sama dengan nomor 2. (Ibnu Mandah –> sahih; Nasa’i —>mauquf dan marfu’).
3. Sama dengan nomor 2. Dan di dalam sholat lail/malam, beliau s.a.w. menambahkan dengan :
Laaa ilaaha illalloohu (3x); Alloohu Akbaru kabiiroo (3x). Tidak ada illah selain Allah (3x), Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaranNya (3x). (Abu Dawud dan Ath-Thohawi —> hasan).
4. Alloohu akbaru kabiiroo, wal-hamdu-lillaahi ka-tsiiroo, wasub-haanalloohi buk-rotaw-wa-ashiilaa. (Allooh Maha Besar lagi sempurna kebesaranNya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah pagi dan petang hari). Seorang laki-laki di antara para sahabat mengucapkan do’a ini, lalu Rosulullooh s.a.w. bersabda, “Aku kagum dengannya dan dibukanya pintu-pintu langit dengannya. (Muslim dan Abu ‘Uwanah). Dalam hadiest lain diriwayatkan Abu Na’im dari Jabir bin Muth’im bahwasanya Rosulullooh s.a.w. mengatakan hal itu dalam sholat sunnat.
5. Alloohumma Robba Jibroo-iila wa Mikaa-iila wa Isroo-fiila, faa-thiros-samaawaati wal-ardho, ‘aalimal-ghoibi wasy-syahaadati, ang-ta tah-kumu baina’ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakh-talifuun. Ih-dinii limagh-talafa fiihi minal-haqqi bi-idz-nika, innaka tahdii mang-tasyaaa-u ilaa-shirootim-mustaqiim. (Ya Alloh, Tuhan Malaikat Jibril, Mika’il dan Isrofil, Pencipta Langit dan Bumi, Yang mengetahui Alam Ghoib dan Alam Nyata, Engkaulah Hakim di antara hamba-hamba-Mu di dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah kebenaran kepadaku di dalam apa yang mereka perselisihkan itu dengan idzin Engkau, karena sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus. (Muslim dan Abu ‘Uwanah).
6. Beliau s.a.w. mengucapkan takbir 10x; tahmid 10x; tasbih 10x; tahlil 10x dan ber-istighfar 10x.
Kemudian beliau bersabda :
Alloohummagh-firlii wah-dinii war-zuq-nii wa’aafinii 10x (Ya Alloh, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki dan berilah aku kesehatan). Dan beliau s.a.w. mengucapkan : Alloohumma innii a’u-dzubika minadh-dhiiqi yaumal-hisaab 10x (Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kesempitan pada hari perhitungan). (Ahmad dan Ibnu Syaibah; Abu Dawud dan Ath-Thobroni —>sahih).
7. Alloohu akbar (3x) dzul-malakuuti wal-jabaruuti wal-kib-riyaa-i wal-a-zhomah.
(Alloh Maha Besar 3x, Yang Mempunyai Kerajaan yang Amat Besar, Kekuasaan, Kebesaran dan Keagungan). (Ath-Thoyalisi dan Abu Dawud —> sahih).
8. Wal-hamdulillaahi hamdan-ka-tsiiron thoy-yibam-mubaarokan-fiiih.
Do’a iftitah ini diucapkan oleh seorang laki-laki. Maka bersabdalah Rosulullooh s.a.w., Aku telah melihat dua belas malaikat bergegas-gegas kepadanya (do’a itu). (Muslim dan Abu ‘Uwanah).
9. Alloohumma lakal-hamdu, an-ta nuurus-samaawaati wal-ar-dhi waman-fiihinna, walakal-hamdu, ang-ta qoy-yumus-samaawaati wal-ar-dhi waman-fiihinna, walakal-hamdu, ang-tar- robbus- samaawaati wal-ar-dhi wamang-fiihinna, [walakal-hamdu, ang-ta mul-kus- samaawaati wal-ar-dhi wamang-fiihinna] *), walakal-hamdu, ang-tal-haqqu, wa wa’duka haqqun(w), wa qou-luka haqqun(w), wa liqoo-uka haqqun(w), wal-jannattu-haqun(w), wan-naaru haqqun(w), wassaa’atu haqqun(w), wannabiy-yuuna haqqun(w), wa muhammadun haqqun(w). Alloohumma laka aslamtu, wa’alaika tawak-kaltu, wa bika aaa-mang-tu, wa ilaika anab-tu, wa bika khoo-shom-tu, wa ilaika haakam-tu, ang-ta Robbunaa wa ilaikal-mashiiru, fagh-firlii maa qod-damtu, wamaa akh-khortu, wamaa as-rortu wamaa a’lang-tu, [wamaa ang-ta a'lamubihi minnii] *), ang-tal-mukaddimu wa ang-tal-mu-akh-khiru, ang-ta ilaahii laa ilaaha illaa ang-ta, walaa hawla walaa quw-wata illaa bika. *) tanda ini menunjukkan bahwa [...] dibaca dalam riwayat yang lain.
Ya Alloh segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit dan bumi dan orang-orang yang ada di dalamnya. Dan segala puji bagi Engkau. Engkau penjaga dan pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang ada di dalamnya- [Dan segala puji bagi Engkau, Engkau raja langit dan bumi dan orang-orang yang ada di dalamnya]- Dan segala puji bagi Engkau, Engkau Maha Benar, janjiMu Benar, firmanMu benar, pertemuan denganMu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, hari kiamat itu benar, para nabi itu benar dan Muhammad itu benar. Ya Allooh, kepadaMu aku berserah diri, kepadaMu aku bertawakkal, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku bertaubat, kepadaMu aku mengadukan perselisihanku dan kepadaMu aku memohon keputusan. Engkau Robb/Tuhan kami dan kepadaMu kami kembali. Maka, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan, dan apa-apa yang aku sembunyikan dan apa-apa yang aku nyatakan. [Sesungguhnya Engkau lebih mengetahui tentang itu dari aku], Engkau yang dahulu dan Engkau yang terakhir, Engkau Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau, tidak ada kekuatan selain daripada Engkau. Do’a ini dibaca Rosulullooh s.a.w. di dalam sholat lail. (Bukhori, Muslim, Abu ‘Uwanah, Abu Dawud, Ibnu Nashr dan Ad-Darimi).
10. Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fathoros-samaawaati wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin. Innash-sholaatii wanusukii wamah-yaaya wamamaatii lillaahi robbil’aalamiin. Laa syarikalahuu wabi-dzaalika umirtu wa ana awwalul-muslimiin. [minal-muslimiin*].
Alloohumma an-tal-maliku laa ilaaha illaa ang-ta, sub-haanaka wabihamdika ang-ta robbii, wa ana ‘abduka zholamtu nafsi, wa’taroftu bi-dzam-bii fagh-firlii dzam-bii jamii’an innaahuu laa yagh-firudz-dzuunuba illaa ang-ta, wah-dinii li-ahsanil-akh-laaqi laa yahdii li-ahsanihaa illaa ang-ta, wash-rif’annii say-yi-ahaa laa yash-rifuu ‘annii say-yi-ahaa illaa ang-ta labbaika wasa’daika, wal-khoiru kulluhu fii yadaika, wal-basyaru laisa ilaika, wal mah-diyyu man hadaita, ana bika wa ilaika, laa mang-jaa walaa mal-ja-amin-ka illaa ilaika tabaarok-ta wata’aalaita astagh-firuka wa-atuubu ilaik. *) hadiest no.285 Bulughul Marom.
(Kuhadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang msyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku, kuserahkan kepada Allah Robb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah yang diperintahkan kepadaku. Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (dari orang-orang yang berserah diri]. Ya Allah Engkau adalah Raja. Tidak ada Robb selain Engkau, Maha Suci Suci Engkau dan aku memujiMu. Engkau Robbku dan Aku hambaMu, aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah seluruh dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain daripada Engkau. Tunjukkanlah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang menunjukkan kepadanya selain daripada Engkau, dan jauhkanlah aku dari yang buruknya, karena tidak ada yang menjauhkannya daripadaku selain daripada Engkau. Kusambut panggilan Engkau dan kuikuti perintahMu. Seluruh kebaikan itu ada padaMu dan kejahatan itu tidak berasal dariMu, dan orang yang mendapatkan hidayah adalah orang yang Engkau beri hidayah. Aku denganMu dan kepadaMu. Tidak ada keselamatan dan perlindungan dariMu, kecuali kepadaMu. Wahai Robb kami bertambah-tambahlah keberkahaanMu dan bertambah-tambah pulalah keluhuranMu. Aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMu. Beliau s.a.w. mengucapkan do’a ini di dalam sholat fardhu dan sholat sunat. (Muslim, Abu ‘Uwanah, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibba, Ahmad, Syafi’i, Thobrani). Didalam riwayat lain dikatakan bahwa bacaan ini dilakukan Rosulullooh s.a.w. dalam sholat malam (Muslim).
11. Sama dengan doa diatas sampai dengan kalimat : wa ana awwalul-muslimiin .
Beliau menambahnya dengan kalimat :
Alloohummah-dinii li-ahsanil-akhlaqi wa ahsanil-a’maali laayahdii li-ahsanihaa illaa ang-ta waqinii say-yi-al-akhlaqi wal-a’maali laa yaqii- sayyi-ahaa illaa ang-ta.
(Ya Allah tunjukkan aku kepada akhlak yang paling baik dan perbuatan yang paling baik, karena tidak ada yang menunjukkan kepadaku selain dari pada Engkau. Dan peliharalah aku dari akhlak-akhlak dan perbuatan-perbuatan yang buruk, karena tidak ada yang memeliharaku daripadanya selain daripada Engkau. (Nasa’i dan Daroqutni —> sahih).
Catatan 1.: walaupun dalam mengutip hadiest-hadiest di atas ada tertulis do’a yang ini di praktekkan dalam sholat sunnat/lail dan lainnya dalam sholat fardhu/wajib; tetapi tidak ditemukan adanya larangan untuk menerapkan hadiest-hadiest (do’a-do’a iftitah ini berlainan dengan shifat sholat dimana ia pertama kali bersumber. Apakah dengan demikian ia boleh diterapkan dalam semua sholat ? Walloohu a’lamu bish-showaab.
Catatan 2: di dalam kita membaca kisah-kisah tentang hadiest-hadiest ini terbaca ada beberapa sahabat yang berkreasi membuat sendiri do’a iftitah dan dibenarkan oleh Rasulullooh s.a.w. sehingga dapat menjadi pegangan bagi kita untuk boleh melafalkan do’a yang dibenarkan oleh Rasulullooh s.a.w. tsb.. Tentunya dengan keyakinan bahwa setelah Rosulullooh s.a.w. wafat, maka sudah tidak boleh dibuat lagi do’a iftitah yang baru.
Walloohu a’lamu bish-showaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar